Jumat, Desember 19

semua terasa sangat menghujam jantungku . SENYUM

nggak tau kenapa nih ya . adaa saat saat dimana perasaan gue kayak nggak enak banget . dan selalu aja nggak pernaha jelas kenapa kenapanya .

huff .


emang bener si , ada salah satu temengue yang bilang kalo sekarang hidup gue makin berantakan dan he suggested that i should go to the psicologist . hufff . benarkah ???

biar bagaimanapun . hmmm . menghela napas panjang memang selalu menyenangkan . ada hal hal yang pasti membuat bingung , tapi ada lebih banyak hal yang membuat saya tertawa . ngomong2 tentang tertawa , kayanya tahun 209 besok bakal lebih terasa gongnya gitu ya kalo kita kasih tema , , ,

SENYUM 2009 .

semoga tahun depan penuh dengan senyjan , baik itu senyuman sumringah, senyum getir , senyum kebencian , senyum kemenangan , senyum dalam tangis . yaaagh pokoknya SENYUM IS THE BEST lahh .


ada artikel tentang snyum nih::::

Tahukah kamu bahwa senyum itu menular? Menerimanya seperti terjangkit flu. Hari ini seseorang tersenyum padaku, dan aku balas tersenyum juga. Di pojok ruangan seseorang melihatku tersenyum dan ia mulai tersenyum pula. Aku jadi sadar bahwa senyum dapat ditularkan. Lalu aku memikirkan dan mengukur senyumku. Senyum yang unik, seperti senyumku, dapat menyebar ke seluruh dunia. Jadi, kalau kamu merasa ingin tersenyum, janganlah berusaha menghentikannya. Marilah kita mulai menyebarkan wabah senyum sekarang juga, hingga mempengaruhi seluruh dunia! Tetaplah tersenyum dan kirimkan artikel ini pada para teman dan sahabatmu. Lagi pula, bukankah setiap orang membutuhkan senyum

Pagi ini seorang teman mengirimkan kata-kata tentang senyum. Begitu kebetulan sekali karena akhir-akhir ini saya memang sedang memikirkan tentang hal tersebut. Di jaman yang makin modern seperti sekarang ini, belum lagi juga di kota metropolitan seperti Jakarta tempat saya tinggal saat ini, saya merasa sebuah senyuman itu begitu mahal harganya. Kenapa saya bilang seperti itu? Coba kita ingat hari-hari yang kita lalui kemarin… di rumah, kantor, kantin, sekolah, jalan, tempat-tempat keramaian, kita sibuk dengan urusan dan dunia kita sendiri. Setiap hari pikiran kita tersita dengan dateline, target, tugas, proyek, pekerjaan, rutinitas, ambisi, masalah kita sendiri yang semuanya itu seakan-akan berpacu dengan waktu yang berlalu begitu cepat sehingga kita tidak pernah atau jarang untuk kepikiran atau memikirkan tentang hal itu. Kita merasa bahwa senyum itu tidak penting untuk kita pikirkan ataupun kita lakukan. Hal itu juga dikarenakan sifat kita sebagai manusia yang egois atau hanya selalu memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan orang lain. Apalagi kalau orang lain tersebut bukan keluarga, teman, atau saudara kita; rasanya otot mulut kita susah atau lupa digerakkan untuk tersenyum. Padahal jika kita pikirkan lebih dalam, setiap manusia memiliki kecenderungan untuk ingin selalu diperhatikan. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk berbagi; sehingga seringkali senyum merupakan obat yang cukup mujarab dalam mengatasi berbagai persoalan. Ketika kita sedang sedih dan ada orang lain yang tidak kita kenal tersenyum kepada kita, tidak dipungkiri hati kita merasa terhibur; sejenak kita lupa dengan permasalahan kita; kita merasa ada seseorang yang tidak kenal memberikan kita perhatian yang tidak besar tapi ternyata berarti buat kita. Jadi, kalau orang lain saja bisa melakukan sesuatu yang kecil tapi berarti buat kita, mengapa kita tidak melakukannya untuk orang lain juga?