tidak
semua yang baik itu terlihat baik . adakalanya kita harus mengulang ,
atau sekadar diam dan mengurungkan niat yang rasanya baik-baik saja
|
lambang "restart". oh mungkin sudah saatnya menekan tombol ini. |
Lama
sekali rasanya tidak menyentuh tombol "Buat Entri Baru",
ribuan alasan mengalir saat keinginan untuk kembali mengisi kantong
pikiran ini muncul. Tapi sepertinya, sekarang, atau mungkin hanya
saat ini saja, saya sedang ingin juga menulis. Seperti dia yang
menulis. Denagn sangat fasih melafalkan setiap rasa dalam hati. Tanpa
tedeng aling-aling, tanpa hiperbol yang memuakkan. Tapi sempat
membuat hati berdesir. Oh! Anak kecil itu!
Belakangan
memang rasanya kelewat banyak drama yang telah terjadi, atau sengaja
saya jadi-jadikan. Semua bermula dari keputusan untuk putus. Pensiun
dari kebohongan perasaan yang telah berlangsung lama. Ya! Banyak
kerabat yang bilang, tujuh tahun bukan lah waktu yang sebentar. Tapi
saya telah memilih. Menutupnya dengan satu malam saja. Ironi? Memang,
tapi itulah adanya. Saya tidak lagi menganggapnya sebagai sebuah
pilihan. Melainkan imbas.
Setelah
malam itu. Saya tidak pernah bermimpi manis. Tidak pula merasakan
lagi rasanya senang-benderang. Tidak pula merasa gelap. Karena saya
tahu, saya lah yang mengakhirinya. Kemudian, hari-hari pun terasa
ringan. Entah mengapa. Mungkin karena sudah lama saya merindukan itu.
Merasakan betapa tidak terperikannya sebuah kesendirian. Melakukan
apapun yang selalu aku inginkan. Berjibaku dengan kesibukan. Tumpukan
tugas. Jejeran mimpi. Dan idealisme khas mahasiswa baru lulus.
Perasaan itu, rasanya seperti baru kemarin terjadi. Padahal, persis
delapan bulan lalu terjadi. Oh! Tuhan memang maha kuasa mengelabui
waktu!
Tugas
akhir, kelulusan, wawancara kerja, adaptasi dunia kerja, dan lusinan
aktivitas lain sedikit banyak sukses membunuh perasaan kecewa.
Selaksa perasaan yang semestinya tak perlu saya hiraukan. Sungguh
tidak perlu.
Ketakutan
untuk kembali berbagi hari dan kabar setiap saat selalu ada.
Anehnya, semakin takut terasa, semakin tertantang diri ini. Paling
tidak, setelah kepahit-manisan yang terjadi awal-tahun lalu. Saya,
sampai saat ini, merasakan dua pengalaman berbeda. Yang mungkin bisa
saya bagi di sini. Entah untuk sekadar meringankan napas saya, atau
memang kesengajaan yang saya tujukan untuk beberapa orang yang saya
ingin mereka tahu apa yang saya rasa.
hidup
dalam senyum, tawa, dan keceriaan yang kalian nikmati setiap hari.
demi tuhan, itu bukan lah saya yang sebenarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar